The 18th April 18th
Sebagai anak yang usianya 'di-tua-kan' satu tahun saat masuk sekolah dasar, saya hampir selalu menjadi siswa termuda di kelas dan di lingkungan pergaulan lainnya. Dan walaupun sekarang saya sudah menjadi mahasiswa, namun usia saya belum juga sama dengan teman teman saya.
Sampai kemarin.
---
---
Tidak ada hal yang terlalu saya harapkan untuk terjadi di hari ulang tahun saya.
Saya tidak berharap mendapatkan kejutan, kue, ataupun hadiah dari teman ataupun keluarga.
Saya hanya berharap ayah dan ibu, juga teman lama untuk saya menelpon untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Dan itu sudah lebih dari cukup. Ya. Karena ini pertama kalinya saya berulang tahun tanpa bertemu kedua orang tua saya.
Tapi ternyata kenyataannya lebih baik daripada itu.
Tepat jam 12 malam saya terbangun karena bunyi notifikasi dari handphone saya yang berisi ucapan ulang tahun dari dua orang teman dekat saya saat SMA.
Dan 5 menit setelah itu, pintu kamar saya diketuk dengan sangat keras dan rusuh.
Dengan mata yang sayu saya berjalan ke pintu dan mengintip dari jendela.
Dan ternyata ketiga orang teman saya berdiri di depan pintu sambil membawa selusin donat beserta dua batang lilin kecil yang menyala.
Dengan terharu saya membuka pintu dan mereka pun berteriak "Happy Birthday" dan langsung masuk ke kamar saya.
Ya. Saya senang. Senang sekali. Kami bercanda dan mengobrol sebentar sebelum akhirnya mereka kembali ke rumahnya masing masing.
Hari itu saya harus ke Bandung karena tugas dari organisasi yang saya ikuti di kampus.
Semuanya berjalan dengan sangat baik dan menyenangkan.
Anggota organisasi tersebut memberikan saya ucapan selamat ulang tahun dan hal baik lainnya.
Semua hal berjalan dengan baik sampai hari itu berakhir.
Tapi bukan ucapan selamat ulang tahun dan kue yang menjadi poin saya.
----
Walaupun semua hal berjalan dengan sangat baik namun ada beberapa hal yang terjadi diluar dugaan saya.
Beberapa teman yang saya anggap cukup dekat dengan saya semasa SMA ternyata tidak menghubungi saya di hari tersebut.
Mungkin memang terkesan berlebihan, namun saya menganggap bahwa hari ulang tahun adalah hari dimana seseorang dapat merasa istimewa walaupun sejujurnya saya tidak menemukan hal yang terlalu istimewa di hari ulang tahun.
Umur selalu bertambah setiap hari, tidak hanya pada hari ulang tahun saja, kan?
Namun, jika tidak ada perayaan hari ulang tahun, mungkin beberapa orang tertentu tidak akan mempunyai kesempatan untuk diingat, diberi ucapan selamat, dan didoakan sesekali dalam setahun. Lagipula, sepasang kawan lama dapat menemukan topik untuk kembali mengobrol dengan berbasa basi tentang ulang tahun terlebih dahulu.
Ya, intinya saya menganggap bahwa hari ulang tahun tidak sesepele itu.
Setelah itu saya sadar bahwa hidup saya sudah berubah.
Walaupun tidak semuanya berubah, namun perubahan yang saya alami dapat dibilang cukup signifikan.
Saya sudah tidak lagi mengenakan seragam, tidak lagi tinggal bersama orangtua saya, tidak lagi disiapkan sarapan, diantar jemput, dan hal lainnya yang selalu saya dapatkan sebelum saya tinggal di pulau yang berbeda dengan keluarga saya.
Teman saya yang dulunya saya temui setiap hari sekarang telah berpencar kemana mana dan bahkan ada yang sedang menuntut ilmu di Eropa.
Orang yang dulu pernah menjadi teman saya untuk berbagi segala hal sekarang sudah tidak lagi menghubungi saya. Entahlah dia berada dimana. Toh saya juga tidak pernah melihat fisiknya secara langsung.
Sahabat saya yang dulunya selalu menemani saya kemana mana sekarang hanya bisa saya hubungi via telpon.
Semuanya sudah berubah dan saya tidak bisa lagi berhubungan dengan mereka seintens setahun lalu.
Dan sebagai gantinya, saya bertemu orang orang baru yang tidak kalah luar biasa.
Mulai dari teman teman satu fakultas yang tidak pernah berhenti menginspirasi saya, peer groups saya yang selalu berhasil membuat saya merasa lebih baik, teman di luar fakultas yang juga selalu memberi saya banyak hal untuk dipelajari, teman dan senior di organisasi ataupun kepanitiaan yang saya ikuti yang selalu ramah, peduli, dan profesional, serta banyak orang asing yang tak pernah berhenti memberi saya inspirasi.
Semua hal memang terasa normal.
Tapi jika saya berhenti sebentar untuk melihat ke belakang, semuanya terasa sangat sangat berbeda.
Pola pikir saya, cara saya berbicara, cara saya berpakaian, lingkungan saya, kebiasaan saya, dan hampir semuanya telah berubah. Dan beruntungnya, tidak ada satupun perubahan yang saya sesali.
Ya. Sesekali saya memang merindukan berada di kampung halaman saya.
Mengemudi sendiri sambil mendengarkan CD favorit saya, bangun tidur dan langsung sarapan tanpa harus mengganti pakaian serta membayar makanan, dan segala hal lain yang kontras dengan kebiasaan saya di sini.
Namun sekali lagi, tidak ada yang saya sesali.
Saya tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di tahun tahun selanjutnya.
Namun yang saya tahu adalah semua yang terjadi di hidup saya selalu menuntut saya untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dan saya bertekad untuk terus belajar dan belajar supaya perubahan apapun di depan sana tidak akan menjadi sebuah halangan yang berarti untuk saya berkembang.
Dan dari segala hal yang telah terjadi di hidup saya, saya menyadari bahwa perubahan memang sebuah hal yang pasti terjadi di kehidupan.
Beberapa orang pergi dan akan digantikan dengan yang lainnya.
Beberapa hal terasa sangat menyulitkan namun akan dibayar dengan pelajaran yang luar biasa.
Memang terdengar cukup mengerikan, namun semuanya terasa cukup normal saat dijalankan.
Toh kehidupan seorang manusia memang sudah selayaknya dinamis.
Setelah semuanya, semua hal memang harus berubah, kan?
---
Depok, April 19th 2015,
about growing up and motivating herself in order to get through.
Also about finding the purpose of life and the value of family and other people around.
This post isn't meant to give readers any unwanted advice. This is a reflection toward the writer's life in the last 18 years.


Comments
Post a Comment